Senin, 16 November 2009

Camping Pertama Sesion 1

Pengalaman ini gw peroleh ketika gw kelas 3 SMP. Waktu itu gw ikutan kelompok Misdinar (Sejenis kelompok yang membantu Imam di Gereja ketika misa/ibadat berlangsung), dan kakak-kakak senior gw waktu itu punya rencana untuk mengadakan camping di sebuah pegunungan dengan tema "menyatu kembali dengan alam". Semua persiapan sudah dilakukan mulai dari perijinan dari Gereja, penggalangan dana sampai pada penentuan keberangkatan. Rencananya kita disana cuma 3 hari, ya berangkat pada siang hari, sore nya nyiapin tenda lalu malamnya sudah dimulai. Ya hari pertama berjalan dengan baik, semuanya telah terorganisir dengan baik.
Perjalanan kami dimulai dengan menyewa (tiga/empat gw lupa percisnya) mobil angkot dari Gereja hingga ketempat yang telah di survey (oleh kakak-kakak senior) sebelumnya. Karena acaranya adalah acara Gereja, maka kami pun diusahakan untuk berkumpul di Gereja terlebih dahulu biar nantinya berangkat bersama-sama dengan angkot yang sudah di sewa. Pada pukul 11 siang kami pun sudah terkumpul semuanya. Ketika semua persiapan sudah diperiksa, akhirnya kami pun berangkat dengan angkot menuju lokasi perkemahan.
Dijalan kami banyak melakukan obrolan-obrolan seputaran tugas serta obrolan yang dapat menghilangkan kejenuhan kami, dan ternyata emang obrolan itupun efektif, karena perjalanan kami yang kurang lebih satu jam tidak terasa, hingga kami pun segera turun dari angkot. Anehnya disitu aku heran sambil berpikir "koq kami berhenti di pinggir jalan yah?? masa sih camping di pinggir jalan??", lalu aku bertanya ke kakak senior aku yang kebetulan tahu tempat camping yang kami tuju. "mas, emangnya tempat campingnya sebelah mana gitu?? kok kayaknya ini masih daerah terminal deh" kebetulan tempat kami turun dari angkot waktu adalah sejenis terminal angkot yang mirip daerah pedalaman. Lalu dengan santainya si kakak seniorku itu bilang "ya bukan disini lah, tempat campingnya masih jauh koq". "Owh, trus ngapain kita turun disini klo tempat campingnya masih jauh??" tanyaku. Lalu si kakak tadi tersenyum sambil menjawab "kalau mobilnya bisa melalui jalan itu sih, tempatnya campingnya gak akan bagus, soalnya tempatnya pasti bakal jadi tempat yang ramai seperti tempat ini". Lalu aku kemudian melihat sekitarku, dan ternyata benar, tempat itu menjadi cukup ramai karena jalanannya cukup bagus untuk dilalui oleh kendaraan yang ada pada saat itu. Lalu kemudian aku bertanya lagi "hmm... Tapi koq disitu ada banyak tukang ojek? berarti klo naik ojek bisa dong???".. Lalu si kakak itu menjawab "Ya bisa aja sih, tapi kan kita gak mungkin bayar ongkos ojek buat orang sebanyak ini, emang sih berat tapi kita harus mencoba untuk menggunakan tenaga kita sendiri biar bisa menghemat biaya, dan tanpa kamu sadari kamu bakal merasakan nikmatnya ketika kita telah mencapai tujuan kita nanti". Pada saat itu aku masih tidak mengerti akan kalimat kakak tersebut, karena yang aku rasakan waktu itu adalah rasa panas tengah hari yang menyengat serta bawaan ranselku yang banyak sekali, sehingga setengah mati rasanya, apalagi aku sendiri tidak tahu tempat yang aku tuju itu sejauh apa. Yang bisa aku lakukan waktu itu adalah mengikuti kakak-kakak seniorku dari belakang, karena cuman mereka yang tahu jalan untuk ke tempat perkemahan. Akhirnya perjalanan ke perkemahan pun dimulai. Nama tempat perkemahan itu adalah citiis yang jika diartikan dalam bahasa indonesia ci=air tiis= dingin, didalam hati aku tetap saja menggerutu karena menahan panas teriknya matahari waktu itu.

1 Komentar:

Indra Hayadi mengatakan...

Sesion 2 nya mana? nanggung tuh...

Pemimpi Kecil © 2008. Template by Dicas Blogger di edit oleh Pemimpi Kecil.

Page Up